Ketika kita melakukan analisa terhadap cash flow suatu perusahaan, tentunya kita ingin mendapatkan perusahaan yang mempunyai kinerja cash flow yang tumbuh dan stabil sehingga tingkat pengembalian (return) investasi kita bisa dibaca. Untuk melakukan valuasi perusahaan melalui saham kita dapat menggunakan teknik discounted cash flow (DCF), yaitu mendiskon cash flow masa depan dengan projeksi kinerja dimasa lalu. hal ini dilakukan untuk mendapatkan nilai wajar perusahaan dimasa depan dilihat dari masa sekarang. Sebagai contoh 1 juta rupiah hari ini lebih valuabel daripada 10 tahun yang akan datang. Karena 1 juta rupiah sekarang dapat diinvestasikan untuk mendapatkan pengembalian yang lebih besar selama 10 tahun yang akan datang.
Hal yang mungkin terjadi misalkan kita menginvestasikan uang kita pada tingkat anual reta misalkan sebesar 5%. Pada kasus ini, 1 juta rupiah sekarang akan menjadi 1.05 juta rupiah di tahun berikutnya. Dua tahun dari sekarang menjadi 1.1025 juta (1.05 jt x 1.05 jt). Tiga tahun dari sekarang, akan menjadi 1.053 juta, atau 1.1576 juta kemudian, dan seterusnya. Untuk mendapatkan nilai sekarang pada 1juta pada cash flow masa depan, digunakan perhitungan DCF ini. Sebagai contoh, cash flow dari 1 juta satu tahun dimasa depan adalah berharga 0.9524 juta (1jt/1.05jt) pada masa sekarang. jika kita menginvestasikan 0.9524 juta pada 5% rate of return, pada satu tahun kita akan mendapatkan 1 juta rupiah. Cash flow 1 juta rupiah tersebut dua tahun di masa datang seharga 1jt/1.052, atau 0.9070 juta saat ini. Dari ilustrasi tersebut cash flow sekarang lebih berharga daripada cash flow dimasa depan dengan nilai yang sama. Rumus dasar perhitunganya adalah
Nilai cash flow pada tahun ke N = CF pada tahun ke N / (1 + R)^N
CF = Cash Flow R = Required Return (Discount Rate) N = Nomer tahun dimasa depan Mari kita perhatikan contoh berikut. Jika kita punya 1000 rupiah cash flow 3 tahun di masa depan dengan rate of return sebesar 7%. Nilai sekarang dari cash flow tersebut adalah :
1,000 / (1 + .07)^3 = 816.30
Pada cash flow yang sama untuk 5 tahun dimasa depan akan berharga : 1,000 / (1 + .07)^5 = 712.99 dan akhirnya, cash flow senilai 1000 lima tahun dari sekarang, tapi kali ini dengan discounted rate 10%, akan bernilai :
1,000 / (1 + .10)^5 = 620.92
Dapat dilihat pada contoh diatas, bahwa nilai sekarang lebih tinggi dari masa depan dengan nilai yang sama. DCF ini digunakan untuk menentukan valusai cash flow sebuah perusahaan dimasa depan dengan asumsi asumsi tertentu untuk mendapatkan nilai valuasi saat ini. Cost of Capital Rate yang digunakan untuk mendiskon cash flow perusahaan di masa depan dilihat dari masa sekarang dikenal dengan company’s requered return, atau cost of capital. Perusahaan yang stabil mempunyai cost of capital yang rendah. Sedangkan perusahaan yang riskan dengan cash flow yang susah diprediksi memiliki cost of capital yang tinggi. Ini berarti cash flow perusahaan beresiko lebih kecil nilainya dimasa kini, hal ini menjelaskan kenapa saham dari perusahaan yang stabil kelihatan lebih “mahal” harganya. Cost of capital digunakan pada model DCF dapat memiliki pengaruh yang signifikan pada harga wajarnya, sehingga perlu di perhatikan hal tersebut. Rate yang akan digunakan untuk discount cash flow jika menggunakan metode “cash flow to the firm” adalah memakai Company’s Weighted Average Cost of Capital (WACC). WACC perusahaan terdiri dari firm’s cost of equity dan cost of debt. pemberatan dengan proporsi equity dan debt pada capital structure perusahaan. Berikut rumus untuk WACC :
WACC = (Weight of Debt)(Cost of Debt) + (Weight of Equity)(Cost of Equity)
Sebagai contoh, jika nilai pasar dari suatu ekuitas perusahaan adalah 600 miliar rupiah dan mempunyai utang (debt) 400 miliar rupiah dalam balance sheet nya, kemudian 60% dari kapital adalah equity dan 40% adalah debt. Jika Company cost of equity adalah 10% dan cost of debt adalah 7%, maka WACC didapatkan : (60% x 10%) + (40% x 7%) = 8.8%
Note : Jika menggunakan “cash flow to the firm” metode DCF, WACC menjadi discount rate. Metode ini tidak mendiskon free cash flow. Metode ini mendiskon operating earning before interest tapi setelah taxes (pajak).
Perpetuity Value Hal terakhir yang perlu diperhatikan dalam valuasi adalah perpetuity value. Jika kita percaya perusahaan akan menghasilkan keuntungan secara kontinyu dalam jangka panjang. Kita dapat menyelesaikan masalah ini dengan melakukan perkiraan cash flow perusahaan di masa depan pada waktu yang pasti, misalkan 5 atau 10 tahun, dan kemudian estimasi nilai dari semua cash flow setelah itu nilainya sama, nilai ini yang disebut perpetuity value. Cost of capital perusahaan juga berperan penting dalam perhitungan perpetuity value ini. hal yang sering dipakai adalah dengan mengambil estimasi cash flow terakhir, tambahkan dengan rate cash flow yang diharapkan untuk tumbuh untuk jangka panjang, dan bagi hasilnya dengan cost of capital dikurangi estimasi growth rate.
Perpetuity Value = ( CFn x (1+ g) ) / R – g
CFn = Cash Flow pada tahun estimasi tahun terakhir g = Long-Term Growth Rate R = Discount Rate, atau Cost of Capital Untuk memudahkan memahami perpetuity value ini, misalkan kita gunakan lima tahun model DCF peruhaan dengan cost of capital 9%. Kita estimasi free cash flow peruhaan dalam 5 tahun akan menjadi 100 miliar rupiah dan cash flow akan tumbuh 5% sesudahnya. Perpetuity value didapatkan :
( 100 miliar x (1 + .05) ) / (.09 -.05) = 2.625 triliun
Ingat, perpetuity nilai dihitung lima tahun dari sekarang. untuk mendapatkan nilai untuk saat ini, kita diskon perhitungan nilai menggunakan rumus diatas
Present Value of Perpetuity Value = 2.625 trilyun / (1 + .09)^5 = 1.706 miliar
Kita dapatkan nilai saat ini dari perpetuity, kita masukan nilai tersebut kedalam present value dari cash flow yang kita estimasi pada tahun ke 1 sampai 5 untuk mendapatkan nilai wajar atau intrinsic value dari sebuah perusahaan.
Setelah kita present value dari cash flow yang kita estimasi, apa hrs kita bagi lagi dgn jumlah saham beredar utk penentuan nilai wajar saham or ada metode lain?
WACC ini ada range nilai wajarnya ga bro? seperti rasio lap keu lainnya terkait dgn jenis industrinya?
“Tentunya kita ingin mendapatkan perusahaan yang mempunyai kinerja cash flow yang tumbuh dan stabil sehingga tingkat pengembalian (return) investasi kita bisa dibaca” mengutip ini bro terkait dengan deviden apakah sumber pendanaannya selalu dr komponen Kas dari Neraca & peluang pembayaran dari Aktiva Likuid lainnya ada ga bro?
Sori bro klo kbanyakan nanya 🙂
Tengkyuh v much bt penjelasannya.
saya baru dengar berita tentang penggunaan discounted cash flow terkait dengan penilaian aset perbankan yang dilaunch oleh BI dan IAI sehubungan dengan krisis saat ini, yang ingin saya tanyakan maksud pernilaiannya seperti apa yah kira-kira? apakah aset perbankan yang ada saat ini di present valuekan untuk menilai aset perbankan di tahun mendatang? mohon pencerahannya
Numpang nanya nih ya..
Penggunaan DCF bisa sebagai valuasi harga surat berharga negara (SUN) yang saat ini kata pemerintah kan gak harus mark to market.. tapi untuk menggunakan DCF ini kan harus ada discount factor/rate toh? nah, pertanyaannya apakah discount factor itu bisa kita tentukan sendiri? kalo iya apa aja parameternya atau variabel lain penentu rate tersebut? atau memang harus pemerintah yang mengeluarkan rate tersebut? thx b4..
kira-kira ilustrasinya seperti apa yah…?
atau untuk semua jenis industri valuasiny sama seerti ilustrasi di atas….
belum paham bener sih…
cuman sedikit lebih cerah lah..???
thanks…
Mas, ilustrasi tentang sapi dan susu sangat jelas, namun maklum mas karena IQ saya pas2an, pliz tuntaskan dengan salah satu contoh mis: saham ASII atau lainnya? karena masih bingung di parameter2nya. Tks
keren bro roxar, saya belum pernah valuasi saham pake DFC, selama ini cman analisa prospek doang, sangat membantu menemukan harga saham wajar dengan menggunakan DCF..
Thx…
apakah equity value yang didapat dr perhitungan dcf harus sama dengan nilai yang didapat dari perhitungan dengan metode ddm?
Bro, ask donk klo utk lebih tinggi mana biasanya cost of equity or cost of debt? Parameter2 apa saja yg mempengaruhinya. Mohon pencerahannya.. 🙂
mau jawab pertanyaan Frans tp mungkin agak simple jawabnya…soalnya orang awam nih, buat saya cost of equity lebih tinggi dari cost oft debt, alasannya:
pertama, kalo punya modal sendiri buat usaha kudu minta tingkat pengembalian (Return) lebih tinggi dari sekedar uang itu kita pinjam-pinjamkan kaya renternir dengan bunga kredit di pasaran (cost of debt sama dengan bunga kredit di pasaran).
Kedua, resiko modal sendiri jauh lebih tinggi dibandingkan kita pake uang dari hutang, kalo hutang dijamin bisa sampai 150 % dari agunan dan kalo bangkrut lebih diutamakan dibayar lebih dahulu dibandingkan modal sendiri
semoga bermanfaat ya!
Pak rox kalo boleh saya komen tentang
http://roxar.forumotion.net/analisa-fundamental-f4/antmaneka-tambang-tbk-t8.htm
Saya juga kubu Fundamental.
Menurut saya kalo lihat total cash flow aja kurang tepat.
Menurut saya yang lebih tepat adalah yang namanya Free cash flow.
Free cash flow (FCF) = cash flow operation – capital expenditure
Susahnya estimate cap ex dari mana sampe sekarang saya juga bingung.
kalo liat total cash flow aja kurang tepat karena positif bisa berarti karena nambah hutang (cash flow dari financing activitiesnya besar).
Kalo “FCF” nya positif, maka ada uang lebih untuk bayar utang, investasi dll untuk nambah laba tahun depan.
Cap-ex harus diperhitungkan karena cap ex la yang harus dibiayai supaya perusahaan terus bekerja seperti biasa.
FCF mestinya meng-kira kira apa yang disebut oleh warren buffett sebagai “owner’s earning”
salam dahsyat
Pak Rox, dalam kasus sapi diatas, boleh dong dicontohin penggunaan capexnya sehingga lebih jelas mengitung Free Cash Flow nya. Aku seneng contohnya gamblang … maklum lagi belajar.
Thank Pak Rox atas bantuannya.
bos, mau tanya nih. menurut loe dalam menggunakan DCF itu kita menggunakan cash flow atau free cash flow???
dalam value of the firm nilai akhirnya / free cash flow itu maksudnya apa sih? kenapa gak mesti dikurangi financingnya???
Salam kenal pak, gimana cara menghitung cost of equity dan cost of debt? terus bagaimana pandangan bapak mengenai ROIC? thx
mau tanya bos
dalam menghitung DCF pada income producing property salah sering kebingungan menentukan discount rate dan capitalitation rate dengan metode WACC mohon pencerahannya
saya mau bertanya, mengenai rumus valuasi u/ pertimbangan pengambilan premi apabila data yg diketahui adl saldo tagihan selama bbrp thn dan % bad debt serta persentase premi/thn.
terima kasih.
Selamat pagi Pak, saya ingin tanya CF bagaimana ya perhitungannya ? Pada link Bapak yaitu perusahaan AALI CF dari 2008-2017. Yang tahun 2008 Pak 3.375.337.00 itu dari mana asalnya Pak ? terus untuk present value nya kenapa Bapak harus menggunakan angka 13 % sebagai present value nya ? terima kasih.
Saya seorang mahasiswa semester 8. Saya mau minta referensi buku2 tentang DCF sebagai bahan skripsi. terimakasih…
numpang tanya dong…
bedanya DCF sama FCFE apa y??